Muhasabah di Bulan Sya'ban


  Khotbah Jum'at tanggal 03 Agustus 2013
Tugas Agama Dcc Kampus Metro

Lokasi Masjid Sabilut Taufiq  Kotagajah Lampung Tengah



Bulan Sya’ban bisa dianggap sebagai serambi Ramadhan. Ketika Sya’ban hendak meninggalkan kita, berati kita telah berada di ambang Ramadhan. Apakah kita sudah bermuhasabah atas perilaku kita selama ini?Diantara cara termudah bermuhasabah adalah selalu mengingat mati, dan wahana mengingat mati adalah dengan mengunjungi tempat orang mati (ziarah kubur). Mengapa demikian?

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.


Di sisa bulan Sya’ban ini, marilah kita persiapkan diri menghadapi bulan Ramadhan, bulan paling mulia dari segala bulan. Bentuk persiapan itu tentunya boleh berbeda-beda. Bagi pedagang pakaian segeralah mengumpulkan modal dagangnya, untuk menyambut bulan Ramdhan dan hari yang fitri. Bagi pengusaha hendaklah segera mempersiapkan diri mengatur jadwal kerja yang tidak merusak hidmat bulan Ramadhan tetapi juga tidak mengurangi kwalitas produksi. Bagi para pengajar, guru dan dosen juga para ustadz, bersiaplah dengan materi seputar tema ramadhan, mulai dari sisi fiqih, hikmah dan rahasia Ramadhan.

Namun bagi siapapun saja, hendaknya menyiapkan diri memasuki Ramadhan dengan bermuhasabah mengintropeksi diri. Menghitung dan mengkalkulasi amal yang telah kita lakukan selama hidup hingga kini. Jikalau kita merasa amal baik lebih mendominasi dalam kehidupan kita, maka janganlah besar hati, karena itu menunjukkan buruknya amal hati kita. Dan biasanya perasaan tersebut (merasa diri baik) akan menyeret manusia dalam kehinaan dan ketakabburan. Ingatlah sebuah maqalah (pesan) yang menyatakan bahwa “orang baik adalah merasa dirinya buruk, dan orang buruk adalah mereka yang mengaku dirinya baik”

Namun jika hasil kalkulasi itu menjadikan diri kita semakin merasa kurang baik, maka segeralah menambahkan berbagai amal kebaikan, selagi umur masih di kandung badan, semoga Allah Yang Maha Kuasa memanjangkan umur kita hingga menikmati bulan Ramadhan yang suci.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Para orang tua kita menyebutkan bulan Sya’ban dengan nama bulan ruwah, yang sangat identik dengan kata arwah. Sebenarnya kata ruwah atau arwah hanyalah sebagai penanda bahwa bulan sya’ban adalah bulan paling tepat untuk mengingatkan manusia akan wacana akhirat mulai dari sakaraul maut, kematian, alam kubur dan alam akhirat.

Sesungguhnya mengenang kematian dengan datang ke kuburan atau mengirim doa arwahan adalah banyak faedahnya bagi kita yang masih ada umur di dunia. Karena hal itu bisa menyemangati diri meningkatkan dan melipatgandakan amal di bulan Ramadhan nanti, dan akan menambah rasa takut dalam diri hingga senantiasa menghindari segala dosa…amin.

Mengenai keadaan alam kubur, ada sebuah hikayat yang patut untuk disimak. Hikayat yang diceritakan melalui Abu Bakar al-Ismaili bahwasannya Sayyidina Utsman bin Affan tidak meneteskan air mata ketika digambarkan kepedihan neraka dengan segala siksanya. Beliau juga tidak menangis ketika dijabarkan mengenai kedahsyatan hari kiamat. Dan beliau juga tetap kuat mendengarkan gambaran tentang kehidupan di akhirat. Akan tetapi beliau menangis ketika diterangkan tentang kehidupan di alam kubur. Kenapa bisa demikian?

Sayyidina Utsman menjawab “jika saya berada di dalam neraka, saya masih bersama-sama manusia. Jika saya di hari kiamat nanti, saya juga masih bersama-sama dengan manusia lainnya. Tapi jika saya di dalam kuburan, maka saya sendirian tidak ada teman yang menemani. Sedangkan kunci kuburan itu ada pada malaikat Israfil yang hanya akan membukanya ketika kiamat tiba”

Jama’ah Jum’ah yang Dirahmati Allah

Demikianlah sayyidina Utsman gentar dengan kehidupan di dalam kubur. Karena sesungguhnya kuburan itu adalah salah satu lubang dari lubang neraka (tempat yang menyengsarakan bagi mereka yang hidupnya penuh dengan dosa). Dan menjadi bagian dari taman surga (bagi mereka yang beramal saleh). Demikianlah hadits Rasulullah saw 

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم  إنما القبر روضة من رياض الجنة أو حفرة من حفر النار  .

Maka kuburan adalah serambi akhirat atau miniature akhirat yang penuh dengan pembalasan amal. Jika amal kita di dunia baik, maka kuburan akan menjadi surga yang bersahabat. Tetapi jika amal kita di dunia penuh maksiat, maka kuburan menjadi neraka dan musuh yang sangat jahat. Demikianlah keterangan hadits Rasulullah saw 

خرج الترمذي من حديث عبد الله بن الوليد الوصافي عن عطيه عن أبى سعيد قال : دخل رسول الله صلى الله عليه وسلم مصلاّه فرأى أناسا كأنهم يكثرون ، أو يضحكون فقال : " أما إنكم لو أكثرتم من ذكر هادم اللذات لأشغلكم عما أرى الموت فأكثروا ذكر هادم اللذات ، فإنه لم يأت يوم على القبر إلا يتكلم فيه فيقول : أنا بيت الغربة ، أنا بيت الوحدة ، أنا بيت التراب ، أنا بيت الدود فإذا دفن العبد المؤمن قال له القبر ، مرحباً وأهلاً : إنك كنت لأحب من يمشي على ظهري ، فإذا وليتك اليوم وصرت إلي فسترى صنيعي بك ، فيتسع له مد بصره ، ويفتح له باب إلى الجنة ، وإذا دفن العبد الكافر أو الفاجر قال القبر : لا أهلاً ولا مرحباً ، أما إن كنت لأبغض من يمشي على ظهره فإذا وليتك اليوم وصرت إلي فسترى صنيعي بك قال : فيلتئم عليه القبر حتى تلتقي وتختلف أضلاعه " ، قال فأشار رسول الله صلى الله عليه وسلم بأصابعه وأدخلها بعضها في بعض قال : " ويقيض له سبعين تنيناً لو أن واحداً منهم نفخ على الأرض ما أنبتت شيئاً ، ما بقيت الدنيا فتنهشه وتخدشه حتى يفضي به إلى الحساب

Bersumber dari Abi Said Al-Khudry ra. bahwa Rasulullah saw pernah masuk ke Mushallanya. Di situ beliau bertemu dengan orang-orang yang sedang tertawa-tawa. 

Kemudian Rasulullah saw berkata kepada mereka “andaikan kalian mau mengingat kematian, tentu saja akan menyibukkanmu tentang kedahsyatan apa yang pernah aku lihat, maka perbanyaklah mengingat kematian karena setiap hari kuburan berkata “aku adalah rumah pengasingan, aku adalah rumah kesendirian, aku adalah rumah tanah, aku adalah rumah cacing. Maka jikalau yang dikebumikan adalah orang mukmin kuburan akan menyambutnya “Marhaban ahlan wa sahlan, engkau adalah salah satu orang yang kucinta dari sekian orang yang berjalan di atas punggungku. Sekarang engkau telah berada di dalam kekuasaanku, maka engkau akan tahu bagaimana caraku memperlakukanmu”. Kemudan kuburan akan memperluas rongganya untuk mayit seolah-olah panjang dan luas sepanjang penglihatannya, dan juga di buka pintu surga banginya,

Dan apabila yang dikebumikan adalah orang kafir, atau orang yang durhaka, maka kuburan itu menyambutnya “la marhaban wala ahlan wala sahlan, engkau adalah salah satu orang yang kubenci dari sekian orang yang berjalan di atas punggungku. Sekarang kau berada di bawah kekuasaanku. Sekarang kau akan tahu sendiri apa yang akan aku lakukan kepadamu” Maka kuburanpun menghimpitnya, sehingga tulang-tulang rusuknya akan patah berlawanan”.    

Kemudian periwayat mengatakan “lalu Rasulullah saw berisyarat dengan memasukkan jari-jari tangan ke dalam jari-jari tangan yang lain” (dan kemudian Rasulullah saw melanjutkan perkataannya). Kemudian Allah swt mengirimkan kedalam kubur itu tujuh puluh naga yang andaikan salah satu naga itu mengembus bumi, niscaya bumi tidak akan menumbuhkan tumbuha selamanya. Tujuh puluh naga tersebut lalu menguis-nguis dan mencakar-cakarnya sehingga kuburan menjadi kosong sampai besok hari hisab.   

Demikianlah perlakuan kuburan bagi mayit yang diceritakan Rasulullah saw kepada kita sebagai pelajaran agar kita selalu ingat akan mati. Karena dengan demikian akan menjadiakan kita bersemangat menjalankan ibadah dan amal saleh.

Jama’ah Jum’ah yang di Sayangi Allah

Lalu bagaimanakah jika ternyata memang amal-amal buruk kita terlalu banyak? Maka bertaubatlah sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat ‘innallaha yuhibbut tawwabina wa yuhibbul mutathohhiriin.

Demikianlah khutbah jumah kali ini, semoga sisa bulan Sya’ban ini  dapat kita manfaatkan sebagai media muhasabah yang nantinya kita gunakan sebagai bahan pertimbangan menindak lanjuti kehidupan kita di bulan Ramadhan “Allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya’bana wa ballighna Ramadhan

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًااَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَىوَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

Delapan Wasiat Rasulullah saw

Khutbah Jumat 27 juli 2013
Tugas Agama Dcc Kampus Metro
 Lokasi Masjid Sabilut Taufiq  Kotagajah Lampung Tengah

ان الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله بشيرا ونذيرا وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له. شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية قدرا. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا. أما بعد. فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون.
Ma’asyiral Musilimin Rahimakumullah
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah Yang Maha Indah yang ke-indahannya tak pernah menyusut walau dibagi kepada seluruh warga jagad raya. Keindahan inilah yang membuat manusia betah berada di dunia dan enggan meninggalkannya. Semoga kita semua senantiasa diberi kesadaran bahwa keindahan di dunia ini hanyalah sementara. Dan tidak menjadikanya sebagai orientasi dan tujuan dalam hidup ini اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همي ولا مبلغ علمي
Hadirin Jamaa’ah Jum’ah yang dirahmati Allah
Potongan do’a di atas nampaknya sangat relevan dalam kehidupan kita sekarang ini. Do’a pengharapan kepada-Nya agar senantiasa memberikan petunjuk kepada kita, supaya tidak menjadikan dunia se-isinya sebagai cita-cita dalam kehidupan dan orientasi dalam ilmu pengetahuan. Karena cita-cita dan ilmu pengetahuan hendaknya digunakan untuk meniti jalan menuju kepada-Nya, bukan mengabdi kepada dunia.
Namun, realita sungguh berbeda. Kehidupan di sekitar kita akhir-akhir ini menunjukkan arah yang berlawanan. Lihatlah telah muncul istilah Orang Kaya Baru di sekitar kita. Manusia-manusia luar biasa yang dengan bersusah payah dan penuh perjuangan, sampai pada taraf hidup yang menakjubkan. Mereka telah meninggalkan garis kemiskinan untuk beranjak pada tingkat kehidupan dengan penuh kemewahan.
Tidak, khutbah ini tidak untuk membincang mereka atau menyirami penyakit hasud dalam hati, sehingga menjadi lebih subur. Namun, hendak mengingatkan bagaimanakah sebaiknya kita menyikapi perubahan itu. Karena dunia dan seisinya adalah cobaan bagi manusia.
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Di suatu waktu Rasulullah saw. berbincang dengan hangat bersama Abu Dzar al-Ghifari. Hingga pada suatu saat, al-Ghifari berkata kepada Nabi S.a.w, “Ya Rasulullah, berwasiatlah kepadaku.” Beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu untuk bertaqwa kepada Allah, karena ia adalah pokok segala urusan.”
Memang benar taqwa adalah pangkal segalanya. Seperti firman-Nya: إن أكرمكم عند الله اتقاكم
Namun taqwa itu bagaikan konsep teoritis yang harus diterjemahkan biar mudah untuk diraih. Bagi kaum awam, taqwa itu cukup sulit untuk diaplikasikan dalam kehidupan. Bagaimanakah caranya mengikat hati dalam ketaqwaan kepada Allah swt? Sedangkan hati kita sering tersangkut dalam kepentingan-kepentingan duniawi? Bagaimanakah caranya? Rasulullah tidak menerangkan tentang hal ini, dan Abu Dzarpun tidak menanyakannya. Mungkin bagi dia taqwa adalah perkara yang jelas. Namun marilah kita ikuti percakapan beliau selanjutnya.
Lalu Abu Dzar pun kembali bertanya kepada Rasulullah “Ya Rasulallah, tambahkanlah wasiat apalagi yang penting setelah taqwa.”.
Rasulullah saw menjawab “Hendaklah engkau senantiasa membaca Al Qur`an dan berdzikir kepada Allah azza wa jalla, karena hal itu merupakan cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit.”
Ingatlah kita pada do’a khatmil Qur’an yang sangat masyhur
اللَّهُمَّ ارْحَمْنَا بِالْقُرْآنِ, وَاجْعَلْهُ لَنَا إِمَامًا وَنُوْرًا وَهُدًى وَرَحْمَةً, اللَّهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِيْنَا, وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا, وَارْزُقْنَا تِلاَوَتَهُ آنَآءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ, وَاجْعَلْهُ لَنَا حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Keduanya bagaikan deposito bagi diri kita, bunganya dapat dipergunakan untuk menerangi perjalanan kita di dunia, sedangkan tabungannya adalah kekayaan yang dapat mengamankan kehidupan di akhirat nanti.
Abu Dzar merasa masih ada hal lain yang hendak disampaikan Nabi Muhammad saw. iapun berkata meminta “Ya Rasulullah, tambahkanlah.”.
Rasulullah menjawab “Janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tawa itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah.”
Tertawa adalah hal yang kelihatan sangat sepele, tetapi Rasulullah saw melihat itu sebagai sesuatu yang memiliki dampak psikologis dalam jiwa manusia. Karena kebanyakan manusia ketika tertawa akan melupakan segala kewajiban sebagai seorang hamba. Hal ini berbeda dengan model tertawa Rasulullah saw seperti yang diterangkan dalam sebuah hadits Abdullah bin al Harits yang mengatakan, ”Tertawanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanya sekedar senyum.” (HR. Tirmidzi) Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah.” (HR. Tirmidzi)
Kalau demikian, apa maksud stasiun televise berbondong-bondong menghadirkan acara humor, lawak ataupun dagelan? Bukankah itu sama artinya sebuah usaha pembodohan? Ataukah hanya sekedar relaksasi dari kejenuhan hidup ini? Entahlah, yang Jelas Rasulullah telah berwasiat demikian. Saya rasa kepercayaan kita kepada Nabi Muhammad saw, jauh mengatasi dari pada berbagai produser acara di televise.
Sebagai muslim yang penuh kehati-hatian dan ingin tahu Abu Dzar pun melanjutkan pertanyaanya kembali “lalu apa lagi ya Rasulullah.?”
Rasulullah saw pun menjawab “Hendaklah engkau pergi berjihad karena jihad adalah kependetaan ummatku.”
Bagaimanakah maksud jihad sebagai kependetaan? Bukankah jihad itu kepahlawanan? Inilah yang perlu pemahaman mendalam. Kalimat ini sangat padu dengan apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah saw bahwa jihad terbesar adalah melawan hawa nafsu “Kita baru saja kembali dari jihad kecil menuju jihad yang besar. Para sahabat bertanya, “Apa jihad besar itu?, Nabi SAW menjawab, “Jihaad al-qalbi (jihad hati).’ Di dalam riwayat lain disebutkan jihaad al-nafs”. (lihat Kanz al-’Ummaal, juz 4/616; Hasyiyyah al-Baajuriy, juz 2/265).
Masih ada lagi selain itu, karena Abu Dzar kembali meminta “Lagi ya Rasulullah?”
rasulpun menjawab “Cintailah orang-orang miskin dan bergaullah dengan mereka.”
jikalau keempat hal yang telah lalu seolah sangat bersifat pribadi, maka kali ini mencintai dan menggauli orang miskin membuktikan adanya unsure sosialis yang tinggi dalam ajaran Rasulullah saw. mencintai dan bergaul dengan orang miskin merupakan manifestasi dari kemanusiaan seorang manusia. Dari berbagai ayat dalam al-Qur’an, kesemuanya menunjukkan bahwa hubungan itu selalu dihiasi dengan pemberian dan pembagian. Sebagaimana dalam surat An-Nisa’ 36.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh {294}, dan teman sejawat, ibnu sabil {295} dan hamba sahayamu.
Lalu Abu Dzar meminta lagi kepada Rasulullah saw dengan berkata “Tambahilah lagi.”
Rasulullah saw menjawab “Katakanlah yang benar walaupun pahit akibatnya.”
Qulil haqqa walau kana murran, قل الحق ولو كان مرا karena memang kebenaran bagi sebagian keadaan adalah kepahitan itu sendiri. Inilah yang sedang terjadi di sekitar kita kali ini. Ketika kebohongan sudah mengurat-nadi, seolah kebenaran enggan menunjukkan diri. Bukan karena malu atau terdesak dengan kebohogan, namun karena keduanya tak mungkin ada berdampingan dengan bersamaan.
Abu Dzar masih saja bertanya dan meminta, “tambahlah lagi untukku!.”
Rasulullah pun menjawab “Hendaklah engkau sampaikan kepada manusia apa yang telah engkau ketahui dan mereka belum mendapatkan apa yang engkau sampaikan. Cukup sebagai kekurangan bagimu jika engkau tidak mengetahui apa yang telah diketahui manusia dan engkau membawa sesuatu yang telah mereka dapati (ketahui).”
Kemudian beliau memukulkan tangannya kedadaku seraya bersabda,”Wahai Abu Dzar, Tidaklah ada orang yang berakal sebagaimana orang yang mau bertadabbur (berfikir), tidak ada wara` sebagaimana orang yang menahan diri (dari meminta), tidaklah disebut menghitung diri sebagaimana orang yang baik akhlaqnya.”
Itulah beberapa wasiat emas yang disampaikan Rasulullah S.a.w kepada salah seorang sahabat terdekatnya. Semoga kita dapat meresapi dan mengamalkan wasiat beliau.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

Siapkan Diri Hadapi Ramadhan yang Suci

 Khotbah Jum'at tanggal 13 juli 2013

Tugas Agama Dcc Kampus Metro

Lokasi Masjid Sabilut Taufiq  Kotagajah Lampung Tengah


Sebentar lagi Ramadhan akan tiba, ruang paling berharga yang disediakan oleh Allah swt untuk para hamba guna meningkatkan kadar ketaqwaannya. karena segala amal pada bulan ini akan diimbal dengan berlipat ganda. namun demikian tidak semua hamba merasa akan keistimewaan ini, kecuali mereka yang sadar akan tumpukan dosa-dosa yang telah dilakukan.
الحمد لله الذى جعل رمضان شهر الصيام، والمغفرة، والرحمة والرضوان للمؤمنين . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أَهْلِ التقوَى والْمَعْرِفَةِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إلى يوم الدين.  أما بعد: فيا عباد الله، أوصيكم ونفسي بتقوى الله فى كل وقت لعلكم تفلحون
Hadirin yang bebahagia Dengan hati yang tulus ihklas marilah sejenak kita wujudkan rasa syukur kita ini kepada Allah selain dengan memanjtkan puji-pujian juga meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kehadirat-Nya. Kita juga amat sangat bersyukur karena tanpa terasa Allah meridhai kita untuk bertemu kembali dengan bulan yang sangat agung yaitu bulan suci ramadhan. Kita menghadapi bulan ramadhan tahun 1434 H tinggal menghintung hari. Untuk itu menyambut kedatangnnya merupakan perbuatan yang terpuji dan mendapat ganjaran yang sangat berharga dari Allah Azza Wajalla.

Hadirin yang dirahmati Allah Secara historitas bahwa amaliah kaum muslimin dalam menyambut kedatangan bulan ramadhan tidak sedikit jumlahnya. Mulai dari mengumpulkan harta benda sebagai bekal untuk berpuasa selama sebulan penuh, bersilaturrahim dengan keluarga, kerabat maupun handaitolan untuk saling berma`af-ma`afan, ada juga yang menyambutnya dengan menanamkan sikap moril yang mendalam untuk termotivasi melakukan rangkaian amal ibadah di dalamnya, bahkan ada juga dari para sahabat, tabi`in, dan para ulama menyambut kedatangannya dengan bermuhasabah atau evaluasi diri tentang amal perbuatan yang telah dilakukan selama 11 bulan yang lalu dan masih banyak  lagi teknis-teknis lainya.

Hadirin yang berbahagia Melihat kondisi kita saat ini yang masih berada pada bulan sya`ban tentu menanamkan sikap senang dan gembira untuk meneliti, menghitung, merenungkan, dan mengevaluasi dosa-dosa atau amal perbuatan buruk yang telah dikerjakan selama sebelas bulan yang lalu merupakan amaliyah yang paling berharga bila dibandingkan dengan amaliyah lainya dalam menyambut bulan suci ramadhan. Sebab bulan ramadhan merupakan bulan suci yang dijadikan Allah agar hamba yang menghadapinya betul-betul ingin mensucikan dirinya. Sikap senang untuk mengevaluasi kesalahan yang lalu kemudian termotivasi dengan tulus ikhlas melaksanakan seluruh rangkaian ibadah pada bulan suci ramdahan adalah sikap yang dapat menjauhkan mereka dari sikasa api neraka. Seperti yang sering disampaikan Rasulullah kepada sahabatnya;
من فرح بدخول رمضان حرمه الله جساده على النيران.

Hadirin yang dirahmati Allah Sebagai wujud motivasi kita untuk mengevaluasi perbuatan yang telah lalu maka kita harus menjawab narasi pertanyaan berikut ini. Pernahkah kita menghitung dosa yang kita lakukan dalam satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun, bahkan sepanjang usia kita? Andaikan saja kita bersedia menyediakan kotak kosong, lalu kita masukkan semua dosa-dosa yang kita lakukan,kira-kira, apa yang terjadi? kita dapat menduga kuat bahwa kotak tersebut tak berbentuk kotak lagi, karena tak mampu menahan muatan dosa yang telah kita lakukan. Bukankah shalat kita masih " bolong-bolong "?.Bukankah shalat kita sering terlambat, dikerjakan mau habis waktunya dan tidak khusyuk? . Bukankah kita pernah menahan hak faqir miskin? Bukankah kita pernah, bahkan sering berbohong,  mengingkari janji, bersumpah dengan sumpah yang palsu, bersikap munafiq, mencerca manusia, mengejeknya, menuduhnya, berburuk sangka padanya, iri hati, hasad, mengobarkan rasa benci membenci ,dan dendam pada seseorang?
Bukankah kita pernah merasa diri paling benar, paling pintar dari orang lain, ta'adjub, riya, sombong, marah yang tak pada tempatnya, angkuh, congkak, merasa paling hebat, dan tinggi dari orang lain? Bukankah karena lidah kita, tangan kita, badan, kaki kita, mata dan hati kita pernah menyakiti manusia lainnya? Bukankah kita pernah menyelipkan kertas amplop pada petugas administrasi demi untuk kelancaran urusan kita, bermanis muka, lain di mulut, lain dihati, bersikap munafik pada pejabat dan penguasa, menyandarkan urusan padanya, agar kita dipandang pegawai yang baik dan banyak kerja, pada hakikatnya banyak yang tidak kita kerjakan, malah kita asyik berdiri di depan computer, chatting, face book, twitter, main game, dan melihat website atau situs-situs yang tidak baik melalui jaringan internet, menghabiskan waktu memakan harta yang tidak berhak kita makan, tanpa kita menyadarinya, bahwa hal itu bukan hak kita. Bukankah kita pernah menerima uang yang tak jelas statusnya, sehingga pendapatan kita berlipat ganda? Bukankah kita sering tak mau menolong orang yang  meminta bantuan pada kita, menolong saudara kita yang  dalam kesulitan, walaupun kita sanggup menolongnya?


Hadirin yang mulia Bulan ramdhan yang sebentar lagi kita hadapi merupakan momentum yang sangat berharga untuk merubah dan membenah diri. Bulan ramdhan adalah situasi yang amat ampuh untuk menjawab aneka pertanyaan di atas jika memang terbukti ada dalam masing-masing kepribadian kita karena bulan inilah bulan yang penuh ampunan, bulan yang penuh dihiasi dengan keridhaan, kasing sayang, dan lain sebagainya. Lalu yang harus kita lakukan adalah bertaubat seraya memohon ampun dan magfirah-Nya, mengharap ridhanya, merengkuh kasih dan sayangnya, berserah diri sepenunhnya. Seperti yang telah difirmankan  Allah SWT dalam surat Az Zumar ( 39 : 53 )

قل يعبادي الذين أسرفوا على انفسهم لاتقنطوا من رحمة الله إن الله يغفر الذنوب جميعا إنه هو الغفور الرحيم 

"Katakanlah wahai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya ( kecuali syirik ). Sesungguhnya Dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang. "


Hadirin yang dimuliakan Allah Indah benar ayat ini, Allah menyapa kita dengan  panggilan yang bernada teguran, namun tidak diikuti kalimat yang berbau murka. Justru Allah mengingatkan kita untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah. Allahpun menjanjikan kita untuk mengampuni dosa-dosa kita. Lebih kita memohon ampun pada bulan suci ramdhan yang akan kita hadapi ini. Karena itu, kosongkanlah lagi kotak-kotak yang penuh dengan dosa tadi dengan taubat padaNya. Kita kembalikan kotak itu seperti keadaannya semula, kita kembalikan jiwa kita kepada jiwa yang fitri dan bersih.


Jika kita punya emas serta mutiara, lalu tiba-tiba hilang, bukankahkita menjadi sedih? Bagaimana pula jika emas mutiara itu tiba-tiba kembali,bukankah kita merasa bahagia? begitu juga dengan dosa kita. Bukankan kita merasa bahagia jika jiwa yang banyak bergumul dosa lalu tiba-tiba kembali bersih sebening air yang kosong dari noda.  Rasulullah SAW bersabda : ketahuilah Allah akan lebih senang lagi melihat hambaNya yang berlumuran dosa kembali bertaubat kepadaNya.


Hadirin yang berbahagiaPerumpamaan orang yang bergumul dosa layaknya pesawat yang sesat jalan, dan mungkin telah tenggelam di dasar lautan samudra, mengapa kita tak berusaha berjalan kembali menuju Allah, dan menangis  di " kaki kebesaranNya ", mengakui kesalahan kita, dan  memohon ampunanNya. Mudah-mudahan Allah memberkan kita kekuatan dan kesadaran yang mendalam untuk merenungkan perbuatan kita selama sebelas bulan yang lalu untuk lebih memotivasi kita dalam melaksanakan rangkaian amal ibadah ramadhan dengan sikap tulus ikhlas yang dibingkai dengan sikap senang dan gembira pada tahun 1434 H kali ini amin. Dan marilah kita jadikan ramadhan kali ini sebagai ramadhan yang terakhir, Agar kita terus termotivasi dalam melakukan amal ibdah wajibah dan sunnah.  

Tujuh Golongan yang Dilindungi Allah di Hari Akhir

 Khotbah Jum'at tanggal 20 juli 2013
Tugas Agama Dcc Kampus Metro

Lokasi Masjid Sabilut Taufiq  Kotagajah Lampung Tengah

Marilah kita semua meningkatkan kwalitas ketaqaan kita dengan semakin merasa takut melanggar segala larangan-Nya dan menta’ati berbagai perintah-NYa. Hanya taqwalah yang mampu menghantarkan kita kepada kesuksesan mengarungi kehidupan dunia dan akhirat. Bahkan di hari kiamat nanti ada 7 golongan yang diamankan Allah dari penderitaan. Ketujuh golongan itu mensyaratkan ketaqwaan, itulah yang akan kita bahas dalam khotbah kali ini. 

الحمد لله, الحمد لله الذى شرع علينا الجهاد, وحرم علينا الفساد,  وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شهادَةَ أدخرها ليوم المعاد, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الداعى بقوله وفعله إلى الرشاد. اللهمّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدِ وعَلى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ فى انحاء البلاد. أمَّا بعْدُ, فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهِ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ ...

Ma’syiral Muslimin Rahimakumullah

Marilah kita semua meningkatkan kwalitas ketaqaan kita dengan semakin merasa takut melanggar segala larangan-Nya dan menta’ati berbagai perintah-NYa. Hanya taqwalah yang mampu menghantarkan kita kepada kesuksesan mengarungi kehidupan dunia dan akhirat. Bahkan di hari kiamat nanti ada 7 golongan yang diamankan Allah dari penderitaan. Ketujuh golongan itu mensyaratkan ketaqwaan, itulah yang akan kita bahas dalam khotbah kali ini.  سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ

Maa’syiral Muslim Rahimakumullah

Pertama, dari ketujuh golongan itu adalah امام عادل   imamun adilun.  Pemimpin yang adil. Pemimpin memiliki pengaruh yang besar. Keputusannya mempengaruhi kehidupan masyarakat dan negaranya. Kesalahan dalam pengambilan keputusan akan membawa musibah dan kebenarannya akan membawa rahmah. Keadilan bukanlah perkara yang susah karena sesungguhnya keadilan selalu hadir di dalam hati yang paling kecil, hanya saja manusia sering mengabaikannya. Pura-pura tidak mendengarkan bila si hati kecil berbicara. Keadila semakin mudah terlaksana apabila ditemani dengan ke‘sederhana’an.

Kisah sahabat Umar bin Abdul Aziz ketika menerima tamu di rumahnya menjadi sebuah pelajaran yang berharga. Tidak hanya bagi pemimpin formal tetapi bagi semua manusia. Suatu malam ketika Umar sedang sibuk bekerja diruangannya, datanglah teman lama sebagai tamu. Umarpun menyapa dan menanya. “Engkau kesini mau berbicara urusan apa, soal pribadi atau soal Negara?” Tamu itu menjawab. “Soal pribadi”. Umarpun beranjak untuk mematikan lampu penerang ruangan. Tamu itu agak bingung, ia pun bertanya “tuanku mengapa engkau padamkan lampu, bukankah kita ingin berbincang” Umar menjawab “ sedari tadi aku berkeja diruangan ini untuk Negara, karena itu aku gunakan lampu sebagai penerangnya, nah sekarang kita berbincang soal pribadi, maka aku padamkan lampu itu, karena lampu itu dibelanjakan dengan uang rakyat, sedangkan perbincangan kita kali ini bersifat pribadi”.

Namun perlu diwaspadai bahwa pemimpin itu banyak godaan dan cobaan. Terutama rayuan akan gemerlap harta dan dunia. Maka dari itu kesuksesan seseorang menjadi pemimpin yang adil adalah garansi keamanan dari Allah swt di hari kiamat kelak. Sebagaimana hadits Rasulullah saw

Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil di sisi Allah (balasan) adalah mereka berada di atas mimbar dari cahaya di sisi kanan Allah yang Maha Al-Rahman dan kedua tanganNya adalah kanan, yaitu orang-orang yang berlaku adil di dalam menghukumi dan adil terhadap keluarga mereka serta adil terhadap apa yang menjadi tanggung  jawab mereka".

Namun juga sebaliknya, bila kepemimpinan itu tersia-siakan maka Allah akan membalasnya. Demikian keterangan yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan juga dalam Shahih Muslim hadist dari Ma'qil bin Yasar ra berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:  Tidaklah seorang hamba diberikan oleh Allah untuk mengurusi perkara rakyat kemudian dia mati dalam keadaan menipu rakyatnya  kecuali Allah akan mengharamkan surga atas dirinya".

Jama’ah Jum’ah yang Berbahagia

Kedua
الشاب نشاء فى عبادة الله  Syab Nasya’a fi ibadatillah, anak muda yang tekun beribadah kepada Allah. pemuda adalah harapan dari segala-gala. Harapan agama dan Negara. Perjuangan bangsa ini dimasa penjajahan dipenuhi dengan pemuda. Pemuda Diponegoro, pemuda Imam Bonjol, pemuda  Pattimura dan lain sebagainya. Begitu juga kemerdekaan bangsa ini, pun juga terlahir dari pemuda Sukarno, pemuda hatta, pemuda Wahid hasyim dan teman-temannya. Sampai era reformasi juga bersinar dengan pemuda Ansor, Pemuda PMII, pemuda HMI, pemuda Mعhammadiyah dan kawan-kawannya.  Sungguh beban pemuda sangatlah berat. Bukan itu saja, perlu difahami pula bahwa masa depan Islam di Indonesia juga tergantung di tangan pemuda. Jika pemuda hari ini tidak memahami Islam dengan baik dan benar, maka tidak hayal Islam bisa menjadi sekedar nama di Indonesia.

Pemuda menjadi penting karena pemuda adalah penguasa masa depan. Syubbanul yaum Rijalul Ghad. Pemuda saat ini adalah tokoh masa depan. Bahkan Ketergantungan Islam di Indonesia kepada pemuda.

إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آَمَنُوا بِرَبِّهِمْ. وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.

Ketiga , Ma’asyiral Muslimin adalah   رجل معلق قلبه فى المساجد Rajulun qalbuhu muallaqun fil masajid. Lelaki yang hetinya selalu berhubungan dengan masjid. Masjid sebagai rumah Allah harus menjadi sumber inspirasi. Inspirasi yang untuk memajukan ummat baik maju jiwanya, maupun maju ekonominya. Karena kesehatan ekonomi menjadi pilar dari kesehatan jiwa. Dan kesehatan jiwa sangt berpengaruh pada kondisi agama.

Jadikanlah masjid sebagai tempat mencari persamaan bukan memperbesar perbedaan. Orang yang selalu memikirkan masjid berarti mereka juga memikirkan masyarakat masjid, masyarakat muslim yang selalu menjalankan perintah Allah lima kali setiap hari. Orang yang demikian akan mendapatkan perlindungan dari Allah swt kelak di hari akhir.  Masjid menjadi pelajaran demokrasi yang berharga. Bahwa siapapun dan apapun pangkatnya seseorang masuk masjid harus epas sepatu. Tidak peduli mentri, jendral ataupun bangsawan. Siapapun orangnya yang datang diakhir akan mendapatkan tempat di belakang dan yang dapatng dipermulaan akan mendapatkan shaf awal. Tanpa ada pengecualian.

Masjid dan umat bisa diibartakan bagaikan ikan dan air yang tak terpisahkan. Umat yang menjauhi masjid seperti Ikan yang menjauhi air, akan segera mati. Maka siapapun yang berusaha mengairi ikan bearti ia telah memberi kehidupan pada air itu, dan siapapun yang menghidupkan masjid maka Allah akan menghidupinya.

إنما يعمر مساجد الله من آمن بالله واليوم الآخر وأقام الصلاة وآتى الزكاة ولم يخش إلا الله فعسى أولئك أن يكونوا من المهتدين

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, memnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun)  selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. QS. At Taubah 18

Demikianlah jaminan yang diberikan Allah kepada mereka yang selalu memikirkan masjid sebagaimana keterangan sebuah hadits Dari Abi Darda' ra dia berkata: Rasulullah saw bersabda: Mesjid adalah rumah untuk setiap orang yang bertaqwa. Allah akan  memberikan jaminan bagi orang yang menjadikan mesjid sebagai rumahnya  dengan ruh, rahmat dan bisa melewati sirath dengan selamat menuju ridha Allah yang menyampaikannya ke dalam surga".

Keempatوَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ  Dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allah di mana dia berkumpul dan berpisah kerena Allah. Sebab ikatan keimanan yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ 

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.

Kelimaوَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ . Seorang lelaki yang diajak oleh seorang wanita untuk berbuat mesum dengan dirinya, dia bukanlah wanita biasa, namun dia adalah wanita yang memiliki kedudukan dan jabatan yang tinggi, dan Allah memberinya kecantikan yang membuat dorongan fitnah semakin besar, dan ketertarikan hati semakin kuat, kemudian lelaki itu berkata “sungguh aku takut kepada Allah”

Begitu juga sebشliknya, jika terjadi pada diri seorang perempuan hal serupa dan dia berani menolaknya, sungguh Allah mengamankan di di hari kamat. Dan terdapat dalam riwayat yang shahih ketika seorang wanita shalihah akan berangkat ke sebuah tempat yang jauh bersama kafilah, maka seorang lelaki mengikutinya karena dia menyukai wanita itu, beberapa lama kemudian semua orang mulai tidur, namun wanita itu masih duduk dan belum tidur, kemudian lelaki itu mendekat kepadanya dan mengajaknya untuk berbuat keji karena semua orang telah tidur, maka wanita itu berkata: “apakah engkau yakin semua orang sudah tidur dan tidak ada yang akan melihat kita?”, maka lelaki itu pun kembali meyakinkan bahwa semua orang telah tidur,dan berkata kepada wanita itu : “betul semua orang telah tidur”, maka wanita itu berkata : “apakah Allah tidur dan tidak melihat kita?”, mendengar ucapan wanita itu maka lelaki itu tertunduk malu dan berkata : “iya betul Allah melihat kita”, wanita itu berkata lagi : “jika Allah melihat kita apakah engkau tidak malu kepada Allah, hingga engkau mengikutiku dari tempat yang jauh untuk berbuat hal itu kepadaku, dan jika engkau meninggal saat ini apa yang akan engkau jawab dihadapan Allah”, maka lelaki itu menutup mukanya karena malu dan kemudian pergi, setahun kemudian terdengar kabar bahwa telah wafat seorang wali Allah dan puluhan ribu orang yang mengantar jenazahnya ke pemakaman, dan setelah ditanya siapakah wali Allah yang telah wafat tersebut, ternyata dia adalah lelaki yang telah bertaubat di tangan wanita itu yang kemudian Allah mengangkat derajatnya hingga ia menjadi wali Allah subhanahu wata’ala.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Keenamوَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ. Lelaki yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diberikan tangan kanannya. Itulah yang dimaksud dengan ikhlas. Mengerjakan sesuatu tanpa ada embel-embelnya.

إِن تُبْدُواْ الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاء فَهُوَ خَيْرٌ لُّكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّئَاتِكُمْ وَاللّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خبير

Jika kamu menampakkan sedekah(mu) Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan

Megenai keikhlasan Imam Ibnu Rusyd berkata: ما كان لله يتم ماكان لغير الله ينهدم bahwa sesuatu yang dilakukan karena Allah maka akan sangat semprna dan barang siapa melakukan sesuatu karena yang lain maka akab binasa. Artinya binasa adalah sia-sia amalnya.

Ketujuhرجل ذكر الله خاليا ففاضت عينه Rajulun dzakarallaha khaliyan fa fadhat ainahu. Maknanya adalah lelaki yang hatinya selalu ingat ekpada-Nya dan mengagungkan-Nya. dia selalu menyendiri dalam zikir kepada Allah, dapat ia merenungkan keagungan dan kebesaran-Nya, sehingga air matanya berlinang karena rindu kepada Allah. Allah mengaprsiasi orang seperti ini

نَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آياتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal

Demikianlah, khutbah kali ini semoga benar-benar menjadi pelajaran bagi kita semua.